Friday, July 19

Long Time No see....


Hi hii, long time no see.. ga kerasa udah setahun blog ini ga ke maintance :'(, but i'm happy now ternyata penulisnya juga udah WISUDA dan Udah setahun kerja, Yeaay!! yaa, sekarang mulai muncul hasrat dan naluri untuk menulis blog lagii, banyaaaak banget cerita yang mau di sharing mulai dari thesis defence, backpacker lagii dan kerjaan.. mulai dari mana yaa? *mikir lagi bingung lagi mulai dari mana, liat postingan berikutnya aja lagi yaa :) , see yaaa..


Thursday, July 26

Happynomics Vs Economics



Fuuh fuuh *ngusir debu hehe.. Salamualeekuum, udah dua bulan blog ini ga disentuh, bahkan dilirikpun engga.. Maaf yaa, saya mengerjakan saudara tuamu (skripsi).. Yaa, tulisan kali ini saya ngebahas tentang "Happynomics Vs Economics"

Biasanya ini dirasain freshgraduate yg pastinya punya impian kerja di perusahaan2 besaar dgn gaji yg besar (btw congratz yaa buat tmn2 yg udah lulus, doakan saya cepat menyusul. marii aminkan bersama, aammiinn). Ketika udah apply dan dipanggil interview salah satu pertanyaan yg muncul "expected sallary yg anda inginkan berapa?"

Tentunya sebagai freshgraduate apalagi dari universitas ternama mengharapkan patokan gaji yg tinggi (betul ga?jawab aja iya biar cepet)

Yaa, itu tergantung dari kemampuan masing2 perusahaan yg tentunya berbeda mau approve expected sallary dari kita atau nego (biasanya siih nego,ingat experience kita jg mempengaruhi). Tapi namanya perusahaan juga mementingkan efesiensi bagi perusahaan, worth it ga kalau lo di gaji sekian rupiah..

Naah, kadang perusahaan menilai expected gaji kita terlalu tinggi, dan menego gaji kita untuk diturunin (mungkin ga sesuai expected kita) dan kita menimbangkan ambil pekerjaan ini atau ga? Baru disinilah mulai muncul "Happynomics vs economics"

Sebenarnya apa sih yang diharapkan dari pekerjaan? Gaji? kepuasan batin atau kepuasan lainnya? Dan sebenarnya apasih "happynomics factors" dan "economics factors" ituu?  

Ada yg beranggapan "happynomics" itu ga memilih-milih pekerjaan, gaji bukanlah nomor satu tapi pekerjaan itu harus ngebuatnya happy karena ada nilai ekonomisnya. Kalo ngerjainnya sepenuh hati maka hasilnya akan bagus dan gajipun mengikuti.

Ada juga yang namanya "Economics" gaji adalah segala-galanya apapun pekerjaannya entah dia suka atau ga, sesuai passion dia atau ga, karena mementingkan faktor-faktor ekonomi yg harus dipenuhi, yang penting dia memiliki gaji yang besar maka kepuasannya akan terpenuhi.

Naah, dua faktor inilah yang harus diperhitungkan ketika memilih pekerjaan nanti, lebih berat ke "happynomics atau economics"..

Ada satu kalimat yg bisa dijadikan prisnsip "Do what you love and love what you do", dengan begitu kita selalu merasa bahagia dan mengappreciate apa yang telah kita kerjakan, dan nantinya orang lain akan menghargai apa yang kita kerjakan karena dikerjakan dengan sepenuh hati, hasilnya akan bagus dan gajipun mengikuti.

Dan jangan lupa untuk selalu bersyukur..


Tuesday, May 22

"Bersyukur"



Kepikiran untuk meng-capture renungan di lini masa beberapa malam lalu, biar selalu mengingatkan saya ketika datang ke blog ini.



Semoga bermanfaat juga untuk teman-teman semua : )

 

Thursday, May 10

What goes around comes back around


Syukuri semua nikmat yang kita miliki.
Mengapa?
Karena Allah selalu memberikan apa yang terbaik untuk kita.
Berusahalah sebaik mungkin dan kurangi mengeluh.
Mengapa?
Karena dengan usaha dan keikhlasan yang lebih, Allah akan memberikan apa yang terbaik untuk kita.
INTINYAAA….
kalau kita sudah berusaha keras hasil apapun yang kita dapat itu pasti akan sangat layak kita syukuri.
Dengan secara otomatis tanpa disadarkan oranglain.

Bagi saya inilah teori yang saya sebut

 What goes around comes back around

 
Rutenya menyerupai angka 8.
Kenapa ga 0? Karena bagi saya proses yang baik itu ga lurus2 aja, jalan yang meliuk-liuk justru banyak pelajaran yang diambil. 


Wednesday, May 9

Social Media Marketing???


Berawal dari dicetuskannya sebuah konsep baru marketing yang diberi nama New Wave Marketing (Hermawan Kartajaya), dengan 3 subkultur yang akan sangat berpengaruh yaitu Youth, Women, dan Netizen, serta di deklarasikannya Social Media sebagai salah satu media pemasaran yang sangat efektif, maka ramailah sarana social media (re : FB, Twitter, dll) oleh perusahaan-perusahaan yang ingin memanfaatkan media sosial tersebut secara maksimal.

Saat ini terdapat sekitar 29 kategori produk dan lebih dari 100 merek yang telah terlibat aktif dalam jejaring social. Kategori produk mulai dari minuman isotonik, pasta gigi, kopi bubuk, lemari es, oli pelumas, rokok, hingga biskuit telah terjun aktif dalam pemasaran melalui Twitter. Sebut saja Yamaha dari industri kendaraan bermotor, Starbucks dari food n beverages, Dell dari industri elektronik, atau bahkan Chevron dari industri migas telah turut meramaikan dunia social media untuk digunakan sebagai salah satu media pemasarannya.

Dampaknya ?

Tahun 2009 Dell meraup keuntungan sampai dengan Rp.61 Milyar hanya dari penjualan via twitter (Detikinet).

Luar biasa memang, Kalau saya sendiri sering menyebut fenomena semacam ini dengan istilah “The Power of SocMed”. Tidak heran jika semakin banyak perusahaan baik itu perusahaan besar, kecil, lokal, atau internasional yang memanfaatkan media ini untuk semakin meningkatkan nilai revenue ataupun citra perusahaannya.

Namun, ada sebuah fakta yang sangat mengejutkan bahwa ternyata masih banyak perusahaan yang “meragukan” atau bahkan meremehkan kemampuan media ini. Salah satunya ditandai masih belum adanya divisi khusus yang menangani Social Media Marketing dan yang lebih mengagetkan lagi adalah ternyata perusahaan ini bukanlah perusahaan sembarangan, dapat dikatakan perusahaan ini adalah salah satu perusahaan besar yang menjadi “panutan” di bidangnya. Ya, mungkin dapat dikatakan perusahaan ini telah berhasil menjadi market leader di bidangnya.

Usut punya usut, ternyata perusahaan ini masih kurang mengerti tentang beberapa konsep Social Media Marketing sehingga wajar saja jika dugaan mereka masih salah terhadap salah satu new media marketing ini.

Mungkin kasus diatas dapat sedikit menggambarkan tentang seberapa pentingnya konsep dasar social media marketing untuk mencegah timbulnya pemikiran-pemikiran yang kurang sesuai terhadap media ini.

Dalam beberapa waktu kedepan, tulisan saya akan sedikit membahas tentang beberapa konsep social media marketing yang agaknya berkaitan dengan kasus ini. Satu tujuan saya, semoga pembahasan ini dapat membuka pemikiran, atau bahkan merubah beberapa mindset yang masih kurang sesuai terhadap media marketing yang sangat luar biasa ini.

Ini hanyalah tulisan yang berdasarkan pemikiran dan opini pribadi, kalau mau sharing silahkan tinggalin comment dibawah aja yaa ;)

Semoga Bermanfaat, regards.

 

Wednesday, April 18

The First and The Last..


Ga disangka ini sudah tulisan ke enam  yang ditulis bulan ini, memang bulan ini banyak pengalaman yang dirasakan dasarnya saya orang yang ga bisa cerita langsung, yaa sudahlah saya mengalihkan curahan ini kedalam bentuk tulisan lumayan sambil refreshing dari kepenatan menulis skripsi dan siapa tahu bisa bermanfaat buat orang yang baca, bisa sharing dan suatu saat nanti mungkin bisa dibuat buku..Amiin  ;)

Kembali lagi ke judul Yaa, mungkin banyak orang yang pesimistis terhadap kata ini “the first and the last” memang sulit untuk mewujudkannya, banyak sekali masalah, cobaan dan rintangan yang akan dihadapi, termasuk perpisahan. Yaa tapi inilah saya, saya termasuk orang yang mempertahankan kata tersebut walaupun berat menunggu seseorang yang kita yakini untuk menjadi pendamping hidup (kembali lagi karena jodoh ada ditangan Tuhan). Dibutuhkan kesabaran, perjuangan, konsistensi dan tentunya doa dalam mewujudkan hal tersebut. Tapi disinilah keyakinan itu muncul dan inilah proses pendewasaan, belajar dari kesalahan yang telah terjadi. Tidak hanya berusaha untuk menjadi lebih baik tetapi datang untuk lebih memuliakan orang yang baik.

If it’s that important for you, Fight for it !


Tuesday, April 17

The Power of Word


Singkat padat tapi menenangkan 

"Cukup percaya sm apa yg sudah dipercaya aja" : )