Fuuh fuuh *ngusir debu hehe..
Salamualeekuum, udah dua bulan blog ini ga disentuh, bahkan dilirikpun engga..
Maaf yaa, saya mengerjakan saudara tuamu (skripsi).. Yaa, tulisan kali ini saya
ngebahas tentang "Happynomics Vs Economics"
Biasanya ini dirasain freshgraduate
yg pastinya punya impian kerja di perusahaan2 besaar dgn gaji yg besar (btw
congratz yaa buat tmn2 yg udah lulus, doakan saya cepat menyusul. marii aminkan
bersama, aammiinn). Ketika udah apply dan dipanggil interview salah satu
pertanyaan yg muncul "expected sallary yg anda inginkan berapa?"
Tentunya sebagai freshgraduate
apalagi dari universitas ternama mengharapkan patokan gaji yg tinggi (betul
ga?jawab aja iya biar cepet)
Yaa, itu tergantung dari kemampuan
masing2 perusahaan yg tentunya berbeda mau approve expected sallary dari kita
atau nego (biasanya siih nego,ingat experience kita jg mempengaruhi). Tapi
namanya perusahaan juga mementingkan efesiensi bagi perusahaan, worth it ga
kalau lo di gaji sekian rupiah..
Naah, kadang perusahaan menilai
expected gaji kita terlalu tinggi, dan menego gaji kita untuk diturunin
(mungkin ga sesuai expected kita) dan kita menimbangkan ambil pekerjaan ini
atau ga? Baru disinilah mulai muncul "Happynomics vs economics"
Sebenarnya apa sih yang diharapkan
dari pekerjaan? Gaji? kepuasan batin atau kepuasan lainnya? Dan sebenarnya
apasih "happynomics factors" dan "economics factors"
ituu?
Ada yg beranggapan "happynomics" itu ga memilih-milih pekerjaan, gaji bukanlah nomor satu tapi pekerjaan itu harus ngebuatnya happy karena ada nilai ekonomisnya. Kalo ngerjainnya sepenuh hati maka hasilnya akan bagus dan gajipun mengikuti.
Ada yg beranggapan "happynomics" itu ga memilih-milih pekerjaan, gaji bukanlah nomor satu tapi pekerjaan itu harus ngebuatnya happy karena ada nilai ekonomisnya. Kalo ngerjainnya sepenuh hati maka hasilnya akan bagus dan gajipun mengikuti.
Ada juga yang namanya
"Economics" gaji adalah segala-galanya apapun pekerjaannya entah dia
suka atau ga, sesuai passion dia atau ga, karena mementingkan faktor-faktor
ekonomi yg harus dipenuhi, yang penting dia memiliki gaji yang besar maka
kepuasannya akan terpenuhi.
Naah, dua faktor inilah yang harus
diperhitungkan ketika memilih pekerjaan nanti, lebih berat ke "happynomics
atau economics"..
Ada satu kalimat yg bisa dijadikan
prisnsip "Do what you love and love what you do", dengan begitu kita
selalu merasa bahagia dan mengappreciate apa yang telah kita kerjakan, dan nantinya orang lain akan menghargai
apa yang kita kerjakan karena dikerjakan dengan sepenuh hati, hasilnya akan bagus dan gajipun mengikuti.
Dan jangan lupa untuk selalu bersyukur..
Dan jangan lupa untuk selalu bersyukur..
gaji besar siapa yg ga mau :D
ReplyDelete