Berawal dari dicetuskannya sebuah
konsep baru marketing yang diberi nama New Wave Marketing (Hermawan Kartajaya),
dengan 3 subkultur yang akan sangat berpengaruh yaitu Youth, Women, dan
Netizen, serta di deklarasikannya Social Media sebagai salah satu media
pemasaran yang sangat efektif, maka ramailah sarana social media (re : FB,
Twitter, dll) oleh perusahaan-perusahaan yang ingin memanfaatkan media sosial
tersebut secara maksimal.
Saat ini terdapat sekitar 29 kategori
produk dan lebih dari 100 merek yang telah terlibat aktif dalam jejaring social.
Kategori produk mulai dari
minuman isotonik, pasta gigi, kopi bubuk, lemari es, oli pelumas, rokok, hingga
biskuit telah terjun aktif dalam pemasaran melalui Twitter. Sebut saja Yamaha
dari industri kendaraan bermotor, Starbucks dari food n beverages, Dell dari
industri elektronik, atau bahkan Chevron dari industri migas telah turut
meramaikan dunia social media untuk digunakan sebagai salah satu media
pemasarannya.
Dampaknya ?
Tahun 2009 Dell meraup keuntungan
sampai dengan Rp.61 Milyar hanya dari penjualan via twitter (Detikinet).
Luar biasa memang, Kalau saya sendiri
sering menyebut fenomena semacam ini dengan istilah “The Power of SocMed”.
Tidak heran jika semakin banyak perusahaan baik itu perusahaan besar, kecil,
lokal, atau internasional yang memanfaatkan media ini untuk semakin
meningkatkan nilai revenue ataupun citra perusahaannya.
Namun, ada sebuah fakta yang sangat
mengejutkan bahwa ternyata masih banyak perusahaan yang
“meragukan” atau bahkan meremehkan kemampuan media ini. Salah satunya ditandai
masih belum adanya divisi khusus yang menangani Social Media Marketing dan yang
lebih mengagetkan lagi adalah ternyata perusahaan ini bukanlah perusahaan
sembarangan, dapat dikatakan perusahaan ini adalah salah satu perusahaan besar
yang menjadi “panutan” di bidangnya. Ya, mungkin dapat dikatakan perusahaan ini
telah berhasil menjadi market leader di bidangnya.
Usut punya usut, ternyata perusahaan
ini masih kurang mengerti tentang beberapa konsep Social Media Marketing
sehingga wajar saja jika dugaan mereka masih salah terhadap salah satu new media marketing ini.
Mungkin kasus diatas dapat sedikit
menggambarkan tentang seberapa pentingnya konsep dasar social media marketing
untuk mencegah timbulnya pemikiran-pemikiran yang kurang sesuai terhadap media
ini.
Dalam beberapa waktu kedepan, tulisan
saya akan sedikit membahas tentang beberapa konsep social media marketing yang
agaknya berkaitan dengan kasus ini. Satu tujuan saya, semoga pembahasan ini
dapat membuka pemikiran, atau bahkan merubah beberapa mindset yang masih kurang
sesuai terhadap media marketing yang sangat luar biasa ini.
Ini hanyalah tulisan yang berdasarkan
pemikiran dan opini pribadi, kalau mau sharing silahkan tinggalin comment
dibawah aja yaa ;)
Semoga Bermanfaat, regards.