Budaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap segala perilaku konsumen. Para individu diajarkan untuk mengikuti kepercayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan masyarakat mereka dan menghindari perilaku yang dinilai “tidak dapat diterima” atau dianggap tabu. Di samping membagi berdasarkan berbagai faktor budaya, para pemasar juga membagi keseluruhan masyarakat menjadi berbagai subkelompok yang lebih kecil (subbudaya) yang terdiri dari orang-orang yang mempunyai kesamaan asal etnis, kebiasaan, dan cara berperilaku. Semua subbudaya ini memberikan peluang pemasaran yang penting kepada para ahli strategi pemasaran.
Para anggota subbudaya tertentu mempunyai kepercayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan yang membedakan mereka dari anggota lain dalam masyarakat yang sama. Di samping itu, mereka mengikuti sebagian besar kepercayaan, nila-nilai, dan pola perilaku budaya yang dominan dalam masyarakat yang lebih besar. Karena itu, definisi dari subbudaya adalah kelompok budaya berbeda yang ada sebagai segmen yang dapat dikenali dalam masyarakat tertentu yang lebih luas dan lebih kompleks.
Profil budaya masyarakat atau bangsa tertentu merupakan gabungan dua unsur yang berbeda: (1) kepercayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan unik yang dianut oleh para anggota subbudaya tertentu; dan (2) tema budaya yang pokok atau inti yang dipakai bersama-sama oleh sebagian besar penduduk, tanpa memandang keanggotaan subbudaya tertentu.
Hal inipun terjadi di Indonesia, sebagai negeri yang kaya akan keanekaragaman subbudaya seperti suku, etnis, agama, adat istiadat dan bahasa, masyarakat indonesia memiliki beragam perayaan hari besar tersendiri. Seperti perayaan lebaran bagi umat muslim dan perayaan natal dan tahun baru bagi umat kristiani. Perayaan ini merupakan suatu momentum dan peluang yang besar bagi para pemasar dalam memasarkan produknya. Dimana dalam setiap perayaan terdapat semangat kebersamaan dalam merayakan hari besar tersebut (lebaran dan natal). Setiap keluarga, teman saudara berkumpul dan jalan bersama untuk menikmati suasana perayaan hari besar (lebaran dan natal).
Menjelang Hari Raya Natal, pada bulan desember, pusat perbelanjaan pun berdandan semenarik mungkin dengan mengambil berbagai ikon natal. Sinterklas, hiasan salju dan kereta rusa menjadi keharusan untuk dipajang di tempat strategis. Hal ini dilakukan oleh pemasar pusat perbelanjaan untuk meningkatkan kunjungan konsumen pada pusat perbelanjaan tersebut dengan memanfaatkan kebiasaan moment perayaan natal yang identik dengan semangat berbagi dan kebersamaan. Selain itu Diskon-diskon bertebaran pada pusat perbelanjaan menarik minat konsumen untuk melakukan transaksi pembelian barang dalam pusat perbelanjaan.
Suasana natal tersebut amat terasa di Salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Barat (Sebut aja singkatannya MTA yaa,kalo lengkap nanti disangka iklan :). Terlebih telah dihadirkannya dekorasi Natal menarik dan spektakular, dengan mengambil tema “Christmas in The Land of Sweets” yang mulai diselenggarakan pada tanggal 9 Desember 2011 – 01 Januari 2012 di Center Atrium MTA.
Sesuai dengan temanya, Christmas in The Land of Sweets, pengunjung MTA dimanjakan dengan dekorasi penuh elemen warna-warni menarik layaknya ’dunia’ kembang gula & permen. Nuansa Natal yang hangat dan penuh warna akan langsung terasa ketika memasuki lobi utama. Tak hanya itu, pengunjung akan disambut oleh Tentara Kayu Raksasa (Giant Nutcracker Toy Soldier) setinggi 2 meter, yang dipasang disudut tangga menuju Center Atrium.
Untuk di Center Atrium, dihadirkan Kotak Musik Raksasa dengan Pohon Natal (Giant Jewellery Music Box with Christmas Tree) setinggi 4 meter yang akan menjadi pusat perhatian dalam tema Natal kali ini. Kotak musik ini sendiri merupakan kotak musik raksasa yang menceritakan kisah Natal klasik terkenal yaitu The Nutrcracker in The Land of Sweets, lengkap karakter tiga dimensi dan musik yang akan mengalun setiap saat.
 |
Suasana Perayaan Natal "Christmas in The Land of Sweets" |
Menyesuaikan dengan temanya, pada Natal kali ini Mal Taman Anggrek juga mempersembahkan pertunjukkan Ballet Nutcracker in The Land of Sweets, yang dibawakan oleh Marlupi Dance Academy. Pertunjukkan ini dapat disaksikan di panggung utama dengan latar belakang Istana Permen Candy Castle.
Pada kesempatan ini tokoh-tokoh utama yang ditampilkan baik di Kotak musik Natal dan pertunjukan Ballet Nutcracker in the Land of Sweets adalah: Clara, Nutcracker Soldier dan Sugar Plum Fairy. Tarian-tarian yang menarik dan penuh warna: Arabian Coffee, Chinese Tea, Madame Bonbonniere, Russian, Spanish dan tarian legenda Waltz od the Flower dan diakhiri dengan tarian tunggal oleh Sugar Plum Fairy dan Grand Pas de Deux (tarian berpasangan) dengan Prince Cavalier.
Selain menyajikan dekorasi natal yang indah, MTA juga menyelenggarakan acara Natal lainnya yang dapat diikuti oleh pengunjung seperti Jingle Bell Rocks Choir Competition, Kids Costume Competition, Kids Christmas Dance Competition, Flash Mob Christmas Choir, Little Santa Carols. Sehingga para pengunjung Mal Taman Anggrek pun ikut terlibat, merasakan perayaan natal dan menciptakan experience tersendiri bagi pengunjung mal taman anggrek.
Untuk segment anak-anak, MTA juga akan mengadakan beragam aktivitas seperti menarik seperti menonton film bersama, workshop membuat kartu & hiasan Natal, dan workshop menghias kue.
Tentunya Natal tidak akan lengkap tanpa rumah Santa. MTA juga menyediakan Santa ’Cup’ House Photo Corner, yang unik menyerupai cangkir, dihias dengan warna warna klasik khas Natal seperti coklat, putih, merah, hijau dihias dengan elemen gula-gula yang cantik, dibuka untuk seluruh pengunjung yang ingin berfoto bersama Santa Claus. Selain itu 20% dari Hasil penjualan foto bersama Santa ini akan disumbangkan untuk beasiswa dalam program CSR MTA Peduli Post-it® To Donate. Kegiatan ini menunjukkan semangat natal untuk berbagi yang dilakukan oleh MTA.

Dengan diselenggarakannya acara “Christmas in The Land of Sweets” ditambah dengan dekorasi yang begitu apik dan berciri khaskan natal, perayaan natal di MTA begitu terasa. Hal ini disemarakkan pula oleh gerai-gerai outlet yang berada dalam mall taman anggrek untuk memeriahkan dan memanfaatkan momen perayaan natal dengan menyelenggarakan Chirstmas Sale, Big Sale akhir Tahun, Midnite Sale ataupun menggunakan ornamen-ornamen yang berkaitan dengan perayaan natal didalam outletnya. Seperti yang dilakukan oleh gerai fashion “GAUDI” yang menyelenggarakan Chirstmas Sale sampai dengan 50% untuk setiap produk fashion yang dijual. Moment ini tentu saja dimanfaatkan oleh para konsumennya, seperti yang saya tanyakan kepada salah satu pengunjung gerai fashion GAUDI bernama Vidya yang mengatakan, "Harganya murah untuk ukuran barang bermerek, modelnya juga bagus. Jadi tidak mengecewakan untuk perayaan natal”. Vidya mengaku semakin bersemangat saat memilih barang, karena di sekitarnya penuh hiasan natal yang ceria dan menarik. "Pernak-perniknya lucu jadi makin semangat belanjanya", jelasnya.
Hal senada dilakukan oleh gerai makanan Jepang “SUSHI GROOVE” dan “PEPPER LUNCH” yang mengharuskan para pegawainya menggunakan topi sinterklas dan memasang ornamen natal pada setiap dindingnya.
Hal ini menunjukkan bahwa ornament dan moment consumer behavior untuk merayakan natal ini menimbulkan experience dan gairah berbelanja tersendiri terhadap para pengunjung Mall Taman Anggrek sehingga para pengunjung tertarik untuk mengunjungi dan melakukan transaksi pembelian dalam outlet tersebut dan secara otomatis para pemasar berhasil meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan atmosfir (suasana) dari moment perayaan hari besar umat kristiani ini.
Daftar Pustaka
Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk. 2004. Consumer Behavior, Eigth Edition. Prentice: Hall International, Inc.